JANGAN LEWATKAN!
Home » Kafilah » Kafilah VIII – Ketahanan Pangan dalam Alquran

Kafilah VIII – Ketahanan Pangan dalam Alquran

Ekonomi islam 2.0 adalah ekonomi islam yang tujuannya menuju kemakmuran bumi, mencukupi kebutuhan manusia seperti makanan, energi, air dan udara.
Kelangkaan bahan makanan yang terjadi di Indonesia terjadi karena semua barang diimpor dari luar negeri. Bahkan banyak orang pintar di Indonesia pun belum bisa menyelesaikan masalah impor barang ini karena terpecahbelahnya ilmu. Dan solusi terbaik adalah menyatukan ilmu itu sendiri.
Saat ini pun, polusi di pulau Jawa sudah sangat berbahaya. Begitu pula dengan ketahanan pangan di Indonesia yang begitu memprihatinkan. Ekonomi islam pun merupakan solusi terbaik untuk memakmurkan bumi kembali dan kembali menjadi manusia sesuai kodratnya yaitu menjaga dan memakmurkan bumi. Minimal memakmurkan orang lain yang membutuhkan.
Muhaimin Iqbal dkk meneliti tanaman yang ada di Alquran yaitu buah kurma (disebut 20x), anggur (disebut 9x), zaitun (disebut 5x), delima (disebut 3x), alfafa, pisang (buah yang tidak mengenal musim), biji- bijian, padi-padian serta rumput- rumputan.
Kekholifahan tidak akan hadir dengan diskusi atau demo tapi dengan aksi nyata. Bidang ekonomi harus bisa mandiri dengan memproduksi produk sendiri serta membeli produk sendiri. Dengan Agroforestry (ilmu pertanian yang menciptakan hutan dengan tanaman yang bisa dimakan dan untuk kemakmuran manusia).
Pertahanan pangan butuh dilakukan, dalam Alquran sudah diatur untuk hal itu, porsinya tidak berlebihan atau kurang. Maka, inti dari ekonomi islam adalah menerapkan produksi serta pemasaran atau distribusi.
Untuk detailnya silakan cek link di bawah ini
http://www.4shared.com/mp3/5Tuqhidh/Kafilah8_Ekonomi_Islam_20.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>