Pada tanggal 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 M, Nabi Muhammad SAW mendapat wahyu yang pertama di Goa Hira. Wahyu yang dikenal sebagai Surat Al-’Alaq (ayat 1-5) itu diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Dalam arti sempit, Al-Alaq menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk membaca wahyu-wahyu Allah SWT. Sedangkan dalam arti luas, beliau diperintahkan untuk membaca segala sesuatu dalam rangka memperbaiki kehidupan masyarakat jahiliyah. Sejak saat itu, Nabi Muhammad telah diangkat menjadi rasul. Wahyu lainnya kemudian diterima Nabi Muhammad selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari.
Saat Nabi Muhammad menerima wahyu pertama, saat itu jugalah agama Islam lahir di dunia. Nabi Muhammad mulai menyiarkan risalah Islam kepada sanak keluarga terdekat dan para sahabatnya. Ajakan memasuki Islam disambut baik oleh sanak keluarga dan para sahabat Rasulullah. Dakwah Islam semakin luas dan banyak pengikutnya. Keadaan itu membuat gusar suku Quraisy yg berusaha menentangnya.
Faktor-faktor yang mendorong suku Quraisy menentang Islam. Pertama, tunduk kepada Nabi Muhammad berarti menyerahkan kekuasaan dan pimpinan Mekkah kepadanya. Kedua, kaum Quraisy tidak menyukai ajaran persamaan hak dan derajat yang dibawa oleh Islam. Yang ketiga, mereka ingin mempertahankan adat istiadat, kepercayaan, dan upacara-upacara keagamaan yaitu menyembah berhala.
Rasulullah dan para pengikutnya kemudian mendapat gangguan, hinaan, ancaman, serta siksaan dari kaum Quraisy. Keadaan ini semakin menyedihkan, ketika Abu Thalib dan Siti Khatijah meninggal dunia tepatnya pada 27 Rajab, Rasulullah melaksanakan perintah Allah SWT untuk menjalankan Isra Mi’raj. Isra adalah perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha (langit lapis yang ke tujuh) untuk menerima perintah menjalankan salat 5 waktu dalam satu hari satu malam.
Untuk menjaga keselamatan beliau dan para pengikutnya, Rasulullah memutuskan untuk melaksanakan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Peristiwa ini kemudian dijadikan dasar penanggalan tahun Hijrah. Di Madinah, pengikut Rasulullah melakukan pembinaan masyarakat dengan cara mendirikan masjid mengikat persaudaraan antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshor, mengadakan perdamaian dengan orang-orang Yahudi disana, serta meletakan dasar-dasar politik, ekonomi, dan sosial bagi masyarakat Islam. Pengikut Rasulullah pun semakin bertambah banyak.
Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, Islam terus berkembang ke seluruh wilayah Timur Tengah, bahkan sampai Afrika, Eropa, dan Asia. Perkembangan Islam tidak dapat dipisahkan dari peranan para sahabat nabi yang mampu meneruskan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Sahabat-sahabat nabi yang paling berjasa dalam menyebarkan Islam adalah Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali. Mereka dikenal sebagai Khulafaurrasyidin (pemimpin yang bijaksana sesudah Nabi Muhammad wafat).
Setelah masa kepemimpinan Khulafaturrosyidin berakhir, Islam telah berkembang menjadi sebuah kekuatan yang besar. Di Syria muncul Dinasti Umayyah, di Bagdad (Irak) muncul Dinasti Abbasiyah, & di Eropa pusat kekuasaan Islam di Cordoba (Spanyol). Pada masa Dinasti Umayyah Islam telah berkembang sampai ke India, Cina, dan Asia Tenggara, bahkan Indonesia. Pada masa Dinasti Abasiah Islam lebih berkembang luas. Setelah kebesaran Abasiah memudar, muncullah Dinasti Turki Ustmani. Dalam masa pemerintahan Imperium Turki Ustmani, Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan Islam di Asia dilakukan melalui jalur perdagangan darat maupun laut. (#KOEKI) -ksei undip