Kelompok Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (KSEI FEB UNDIP) selenggarakan pelatihan yang bertajuk Public Relation Training pada Minggu (5/4). Bertempat di Ruang Pelatihan 1 Lantai Dasar LP2MP UNDIP, pelatihan ini menghadirkan Sidig Wardoyo, S.T. sebagai trainer. Acara ini merupakan proker baru dan yang pertama diselenggarakan oleh Departemen Humas dengan peserta internal. Acara yang dimulai pukul 09.30 WIB resmi dibuka oleh Adityawarman, S.E., M.Acc., Ak. selaku Pembina KSEI FEB UNDIP. Acara selanjutnya adalah sharing cara berkomunikasi yang disampaikan oleh Amri Dzul Fajri selaku Wakil Presiden KSEI periode tahun 2014.
Terdapat dua materi yang disampaikan oleh Sidig Wardoyo, S.T.. Materi pertama yang disampaikan adalah teknik presentasi. Dia menjelaskan mengenai bagaimana pembawaan diri saat presentasi supaya terkesan menarik dan tidak membosankan. Sidig menyatakan bahwa menarik perhatian audience terlebih dahulu sebelum memulai presentasi itu sangat penting. Caranya bisa dilihat dari bagaimana memegang microphone yang baik dan benar, penguasaan panggung, dan nada suara yang diambil saat melakukan presentasi harus disesuaikan.
Materi kedua adalah teknik negosiasi. Dia memberikan tips dan trik agar kesepakatan dalam proses negosiasi tercapai. Sidig Wardoyo, S.T. menjelaskan mengenai body language saat hendak bernegosiasi. Dijelaskan arti bahasa tubuh, seperti bahasa kepala, bahasa mata, bahasa tangan, bahasa penolakan, bahasa keterbukaan, bahasa siap menerima, bahasa curiga, bahasa tidak jujur, serta nada atau kecepatan bicara. Selain itu dia menyatakan bahwa seberapa banyak barang bawaan atau peralatan yang dibawa juga mempengaruhi proses negosiasi. Begitu pula dengan cara berjalan, cara duduk, dan cara bicara. Bagaimana seharusnya seseorang negosiator menjelaskan maksud dan tujuannya sehingga seseorang yang akan diajak kerjasama mengerti dan bersedia untuk menjalin kerjasama. Sidig Wardoyo, S.T. juga menjelaskan mengenai 4 gaya komunikasi yaitu pendengar, pencipta, pekerja, dan pemikir.
Acara berjalan lancar dan berakhir pukul 15.30 WIB. Erna Dwi Astuti selaku ketua panitia menyatakan terlaksananya acara ini tidak terlepas dari berbagai kendala. “Pasti ada kendalanya. Kendala yang pertama dari masalah biaya karena acara ini sepenuhnya menggunakan dana dari kontribusi peserta, jadi harus pandai-pandai mengatur pengeluaran supaya tidak terlalu memberatkan peserta untuk HTM” jelas Erna.
Erna menjelaskan bahwa masalah lainnya adalah listrik yang tiba-tiba padam. Akan tetapi hal ini bisa diatasi dengan bantuan genset dari pikak LP2MP. Ia berharap, untuk acara tahun depan bisa lebih baik lagi dengan berkaca dari kendala-kendala yang dihadapi di tahun ini.(an)
Ditulis oleh Neily Rahma