Utsman bin Affan adalah sahabat Rasulullah SAW yang merupakan Khulafaur Rasyidin ke-3, kira-kira 5 tahun lebih muda dari Rasullulah SAW. Ketika Rasulullah SAW masih hidup, Utsman dipercaya oleh beliau untuk menjadi wali kota Madinah, dua kali masa jabatan. Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi juga berjiwa sosial tinggi.
Menjelang wafat, Umar bin Khattab berpesan, selama tiga hari, imam masjid hendaknya diserahkan pada Suhaib Al-Rumi. Umar memberikan 6 nama : Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqas, Abdurrahman bin Auff, & Thalhah. Keenam orang itu berkumpul. Satu persatu dari mereka mengundurkan diri. Tinggalah Utsman & Ali. Abdurrahman ditunjuk menjadi penentu. Pendapat masyarakat dan keluarga Utsman & Ali pun terbelah. Ali kemudian menerima keputusan bahwa lebih banyak yg memilih Utsman. Maka jadilah Ustman khalifah tertua. Pada saat diangkat, ia telah berusia 70 tahun.
Masa kekhalifahan Utsman bin Affan
Pembentukan Armada laut Islam pertama. Berkat armada laut ini wilayah Islam bertambah luas setelah menaklukkan pulau Cyprus. Kodifikasi Al – Qur’an. Berdasar pertimbangan bahwa banyak dari para penghafal Al – Qur’an yang gugur usai peperangan Yamamah. Setelah Ustman memegang tonggak kepemimpinan, banyak ditemukan perbedaan lahjah dan bacaan terhadap Al – Qur’an. Beliau lalu menyusun kembali Al – Qur’an yang ada pada Hafsah & menyeragamkannya kedalam bahasa Quraisy agar tidak terjadi perselisihan.
Beliau adalah khalifah yg pertama melakukan perluasan masjid al-Haram & masjid Nabawi karena semakin banyak umat Islam yang menjalankan haji. Pada masanya pula, khutbah Idul fitri dan Idul adha didahulukan sebelum sholat. Begitu juga adzan pertama pada sholat Jumat. Beliau memerintahkan umat Islam untuk menghidupkan kembali tanah-tanah yang kosong untuk kepentingan pertanian.
Pada bidang administrasi pemerintahan beliau mempercayakannya kepada gubernur untuk setiap wilayah atau provinsi. Pembangunan sarana-sarana kepentingan umum, meliputi pemukiman, jembatan, pembangunan kota-kota baru dsb, yg tumbuh sebagai sentra perekonomian.
Pada masa pemerintahannya beliau berhasil menumpas pemberontakan didaerah Khurusan dan Iskandariah. Pada Perang Tabuk (Perang besar) beliau menyumbangkan 100 ekor unta agar tentara perang muslim tidak lelah karena jaraknya yang jauh. Seiring luasnya daerah kekuasaan Islam, Usman membentuk lembaga pengamanan guna menjamin stabilitas keamanan di daerah perekonomian.
Pada masa pemerintahan Utsman banyak peningkatan signifikan tetapi yang paling menonjol adalah beliau tidak mengambil upah dari kantornya. Beliau justru meringankan beban pemerintah dalam hal-hal yang sangat serius, bahkan ia menyimpan uangnya di bendahara negara. Hal tersebut menimbulkan kesalahpahaman dengan bendahara Baitul Mal yaitu Abdullah ibn Irqam.
Dalam hal pengelolaan zakat, beliau mendelegasikan kewenangan menaksir harta yang dizakati kepada para pemiliknya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk mengamankan zakat dari berbagai gangguan dan masalah dalam pemeriksaaan kekayaan. Utsman berpendapat bahwa zakat hanya dikenakan terhadap harta milik seseorang setelah dipotong seluruh utang-utang yg bersangkutan.
Terjadinya kekacauan dlm pemerintahan Utsman. Tindakan beliau memberhentikan beberapa pegawainya terkesan nepotisme dan mengundang protes. Abdullah bin Saba’, salah satu yg dipecat, membuat propoganda yang hebat dalam bentuk semboyan anti Bani Umayah, termasuk Utsman. Penduduk setempat banyak yang termakan hasutan Abdullah bin Saba’. Lalu ribuan penduduk menuntut kepada Utsman. Tuntutan dari banyak daerah ini tidak dikabulkan oleh khalifah, kecuali tuntutan dari Mesir, yaitu agar Utsman memecat Gubernur Mesir.
Lalu penduduk bertemu dengan seseorang yang membawa surat dan mengatasnamakan Utsman bin Affan. Isi surat tersebut dipalsukan, yaitu perintah pembunuhan Gubernur Muhammad Abi Bakar (gubernur baru). Karena itu, mereka kembali lagi ke Madinah untuk meminta tekad akan membunuh Khalifah karena merasa dipermainkan. Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh pemberontak selama 40 hari dimulai dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijah. Beliau diberi 2 ulimatum oleh pemberontak (Ghafiki dan Sudan), yaitu mengundurkan diri atau dibunuh.
Beliau berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. Utsman akhirnya wafat sebagai syahid pada bulan Dzulhijah 35 H ketika para pemberontak berhasil memasuki rumahnya dan membunuh Utsman saat sedang membaca Al-Quran. Pelajaran ini sangat berharga mengingat perpecahan umat Islam generasi awal tidak lepas dari propaganda-propaganda yang tidak menginginkan umat Islam tetap dalam kejayaan.