Menanggapi kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM di Indonesia, BEM FEB Undip menyelenggarakan Diskusi Publik bertema “Dilema Rakyat, Harga Kebutuhan Naik, Harga BBM Naik Lagi? Setujukah?” pada Rabu (1/4). Acara ini bertempat di Dome FEB Undip dan dihadiri oleh perwakilan dari organisasi mahasiswa di FEB Undip. KSEI Undip turut hadir dalam Diskusi Publik ini untuk memberi sudut pandang dalam menanggapi permasalahan yang ada.
Acara ini dimoderatori oleh Yanfu’uni Ade selaku ketua bidang sosial politik BEM FEB Undip. Diskusi dibuka dengan pemaparan fakta mengenai kebijakan menaikkan harga BBM yang dilakukan pada tanggal 28 Maret lalu, dan dampak beruntun yang ditimbulkan oleh fenomena ini. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan harga bbm berasaskan pada kebijakan untuk melakukan penilaian kembali nilai jual bahan bakar minyak setiap awal bulan. Peningkatan nilai jual BBM yang dilakukan pemerintah juga bertepatan dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar sebagai mata uang yang digunakan dalam transaksi pemerintah untuk memperoleh pasokan minyak dari luar negeri.
Penerapan kebijakan yang dilakukan pemerintah dinilai tidak konsisten dan cenderung kurang memanfaatkan potensi yang dimiliki Indonesiai, dibuktikan dengan penerbitan perizinan pemasaran kendaraan yang dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu dengan tagline Low Cost Green Car. Hal Ini menjadi faktor peningkatkan kebutuhan Indonesia akan bahan bakar kendaraan yang seharusnya dapat ditekan. Selain itu,pemerintah dalam mengelola sumber daya alam tidak mampu mengoptimalkan potensi Liquid Natural Gas yang masih tinggi di Indonesia yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar yang akan berdampak baik terhadap APBD.
Di sisi lain, pemerintah tidak sepenuhnya bersalah atas kebijakan menaikkan harga BBM ini karena beberapa waktu sebelum kebijakan ini, harga jual BBM telah diturunkan mengikuti turunnya harga minyak dunia. Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang tinggi dilihat dari tingginya tingkat preferensi dalam menggunakan kendaraan pribadi daripada angkutan umum dinilai menjadi penyebab kebijakan ini sangat menekan perekonomian.
Dalam Diskusi Publik ini, setiap perwakilan dari organisasi mahasiswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya terkait permasalahan ini. Perwakilan KSEI Undip berpendapat bahwa pengurangan subsidi BBM harus diimbangi dengan adanya insentif yang diberikan pemerintah. Acara ini berakhir pada pukul 18.00 WIB dengan penyampaian kesimpulan oleh moderator.
ditulis oleh:
Vega Alberta
Staf Media, Humas