Kajian Fiqih Muamalah kembali hadir pada hari Jumat (19/6) di Masjid At-Taqwa FEB Undip. Dengan mengusung tema “Yuk Kenali Transaksi dan Akad yang Sesuai dengan Tuntunan Islam’’, kajian ini menghadirkan Aris Anwaril Muttaqin sebagai pembicara. Kajian dimulai pukul 10.00 WIB dengan tilawah Al-Quran oleh Izzaka dan pembuka oleh Tholhah Abdurrahman selaku moderator.
Menurut Syamsul Anwar dalam bukunya Hukum Perjanjian Syariah, akad adalah pertemuan ijab dan kabul sebagai pernyataan kehendak dua pihak atau lebih untuk melahirkan suatu akibat hukum pada obyeknya. Asas – asas akad berjumlah delapan. Asas yang pertama yaitu asas ibahah, yaitu semua akad boleh dilakukan kecuali secara syar’i dilarang. Asas yang kedua ialah asas kebebasan berakad yang dijelaskan dalam QS. Al-Maidah ayat 1 bahwa manusia dapat membuat akad apapun baik yang bernama maupun yang tidak bernama, dan akad-akad itu wajib dipenuhi. Selanjutnya, asas konsensualisme yang mana harus terjadi kesepakatan dalam berakad. Asas-asas lainnya yaitu lalu asas mengikat, asas keseimbangan, asas kemaslahatan, asas amanah, dan asas keadilan.
Berbagai asas akad yang termasuk dalam fiqih muamalah dasarnya adalah mubbah (boleh) yang mana jual-beli, sewa-menyewa, utang-piutang, bahkan akad yang tidak ada namapun boleh asal tidak bertentangan dengan syariah atau sampai ada dalil yang melarangnya.
Syarat sah jual beli dalam Islam mudah yaitu adanya akad dan sepakat. Akad tersebut mencakup isi perjanjian tentang barang yang akan dibeli. Jika terjadi pembatalan, adanya akad menyebabkan perjanjian tersebut sudah mengikat, berdasarkan asas mengikat. Namun, secara syariah boleh dibatalkan jika persetujuan kedua belah pihak. Tidak boleh ada pembatalan jika hanya sepihak, sesuai dengan hadist yang menyebutkan bahwa “kamu harus memenuhi janji-janjimu”.
Di kajian inipun dijelaskan bahwa di masjid tidak boleh ada jual beli. Lalu, bagaimana dengan di mushala? Menurut pembicara, di musala boleh terjadi jual beli karena menurutnya masjid dan musholla berbeda. Masjid bersifat abadi dan selamanya akan menjadi masjid, sedangkan musholla tergantung pemiliknya.
Usai pemaparan materi dan tanya jawab, kajian ditutup pukul 11.20 oleh moderator.
ditulis oleh:
Nisaulfathona Hidayati
Staff Kajian